Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Romansa SMK (Sebuah Ringkasan Catatan Harian Rani)

Romansa SMK “Sebuah Ringkasan Catatan Harian Rani” -   Fiction, Comedy, Romance   - (Mohon maaf karena bahasa yang digunakan kebanyakan tidak baku)   Tersemat sebuah cerita yang kurang populer di kalangan remaja. Aku pun juga mengalaminya, hanya saja sedikit berbeda. Haruskah aku menceritakannya. Ini seperti sepotong catatan kecil yang aku alami, kisahnya juga sangat berbeda dengan anak-anak remaja biasanya. Anak remaja yang bersekolah di SMA dan aku hanya bisa masuk SMK. Beginilah ceritanya.. Pada awal masuk ke sekolah ini aku pikir aku sudah salah masuk. Kenapa harus SMK? Mungkin akan ada sedikit cerita di sini. Kan yang punya cerita SMA. Aku berjalan menuju ke kelas, berjalan tak tentu arah dan berteriak, “Di mana kelasku?” Nggak.. nggak, bercanda. Aku hanya berteriak di dalam hati. Aku berjalan dan mencari wajah-wajah yang aku kenal dan akhirnya aku bisa duduk di kelasku. Butuh proses yang lama untuk bisa masuk ke sini. Yah.. ceritanya ngga...

Peron Terakhir Kita

Peron Terakhir Kita   "Selamat Tinggal Untukmu" Terasa tenang hatiku akan suasana hening di dalam kereta. Aku berdiri sambil melihat ke luar jendela. Terkadang aku melihat refleksi dari kaca kereta, melihat-lihat orang yang berada di samping maupun di belakangku. Aku pun sering mengamati siapa saja yang turun di stasiun bersamaan denganku. Aku mulai tertarik kepada seseorang, dia cantik, tinggi, dengan rambut lurus, matanya sangat indah dan berkilau. Dia sering melihat ke arahku, atau mungkin hanya perasaanku saja. Ingin ku berjalan ke arahnya dan menyapanya, tapi aku tidak bisa karena harus cepat-cepat untuk pergi ke sekolah. Mungkin lain kali, suatu saat nanti aku bisa sedikit dekat dengannya. Sepulang dari sekolah aku kembali ke stasiun itu. Aku duduk di kursi peron untuk menunggu kereta pulangku. Beberapa saat di tempat duduk ini, aku melihat perempuan itu lagi. Seingatku, biasanya dia tidak pernah pulang dijam yang sama denganku. Dia berjalan dan mencari te...

Andai Aku Kamu (Ada Mentari di Balik Mendung)

Andai Aku Kamu “Ada Mentari di Balik Mendung” Deru deras suara rintihan air hujan yang mengiringi perasaan sedih ini. Perasaan ini seakan sudah mati karena mendengarkan kata-kata itu. Pasanganku memutuskan hubungan kami karena ia pikir, ia tidak akan bisa berhubungan denganku jika berjauhan. Terus menerus aku bertanya pada diri sendiri, “Apa salahku?”   Aku hanya bisa terdiam sambil menikmati rasa sakit di dadaku ini. Mungkin rasanya memang sangat sakit, aku berharap bisa mengurangi rasa sakit ini. Pagi ini, aku harus beranjak pergi ke Jogjakarta guna melanjutkan kuliah di sana. Aku berangkat seorang diri menggunakan taksi, orang tuaku tidak bisa mengantarku karena mereka sedang sibuk. Aku hanya bisa berharap Seyla bisa menemuiku setidaknya untuk mengucapkan selamat tinggal. Berjalanlah aku selepas sampai ke stasiun kereta. Aku melangkahkan kaki menuju ke peron dan menunggu kereta di sana. Harapanku ternyata tidak terwujud, rasa sakit masih menempel di dada. Terus men...