Romansa SMK (Sebuah Ringkasan Catatan Harian Rani)



Romansa SMK

“Sebuah Ringkasan Catatan Harian Rani”



-  Fiction, Comedy, Romance  -



(Mohon maaf karena bahasa yang digunakan kebanyakan tidak baku)

 
Tersemat sebuah cerita yang kurang populer di kalangan remaja. Aku pun juga mengalaminya, hanya saja sedikit berbeda. Haruskah aku menceritakannya. Ini seperti sepotong catatan kecil yang aku alami, kisahnya juga sangat berbeda dengan anak-anak remaja biasanya. Anak remaja yang bersekolah di SMA dan aku hanya bisa masuk SMK. Beginilah ceritanya..
Pada awal masuk ke sekolah ini aku pikir aku sudah salah masuk. Kenapa harus SMK? Mungkin akan ada sedikit cerita di sini. Kan yang punya cerita SMA. Aku berjalan menuju ke kelas, berjalan tak tentu arah dan berteriak, “Di mana kelasku?” Nggak.. nggak, bercanda. Aku hanya berteriak di dalam hati. Aku berjalan dan mencari wajah-wajah yang aku kenal dan akhirnya aku bisa duduk di kelasku. Butuh proses yang lama untuk bisa masuk ke sini. Yah.. ceritanya nggak seru. Skip.
Remaja banyak kisah cinta, begitulah. Beberapa minggu berlalu, aku mulai punya teman dekat. Namanya Wanda, aku berjalan bersama dia. Sampai aku duduk di dekat taman sambil meminum minuman bungkus ini (melalui sedotan lho ya). Aku melihat orang-orang jalan berdua gitu, aku bertanya ke Wanda, “Mereka pacaran ya?” Wanda pun menjawab sambil melihat mereka berdua dengan mata melotot, “Mereka? Itu sih cuma mau ngumpulin tugas doang.” Kami langsung tertawa. Terkadang rasanya aku kepengen pacaran, tapi gimana ya? Aku juga ngaca sih siapa aku ini. Hehe.
Pernah waktu itu, aku belajar di perpustakaan. Niatnya sih cuma baca novel. Dari situ aku ngelihat cowok yang ganteng banget. Ngalahin artis korea yang di idamin teman-temanku deh. Walaupun aku nggak tahu juga artis korea tuh kayak gimana. Mataku terpaku ke arahnya. Waktu dia nengok ke arahku, aku langsung sok sok baca buku gitu. Haha. Jantungku deg degan banget. Hari itulah pertama kalinya aku suka sama lawan jenis (bukan sesama) di bangku SMK ini.
Bulan ini ada pendaftaran calon pengurus OSIS. Yeay.. aku tentunya ikut dong. Nulis biodata, alasan ikut osis juga. Haha. Aku tulis asal aja, ngikutin sahabatku tapi aku edit-edit dikit tulisannya. Tulisannya gini lah kira-kira, “Aku ingin berorganisasi, punya temen baru, bisa dapet pacar juga mungkin.” Bagian yang nyontek temenku ada di lanjutannya, “Aku berharap bisa menjadi manusia yang mandiri, bisa belajar berorganisasi lewat sini, dan bisa memajukan SMK ini.” Keren banget kan. Satu-satunya sahabat terbaik deh pokoknya. Waktu tes wawancara aku rada bingung, masa ada tes wawancara juga? Emangnya mau kerja apa. Aneh banget tuh ketua OSIS. Aku ngikut aja sih, akhirnya berhasil.
Bulan 17 Agustus, para CALON anggota OSIS ikut bantu-bantu anggota yang lain buat persiapin lomba 17-an. Seru sih.. tapi capek. Bagusnya dari situ aku bisa sedikit akrab sama anggota yang lain. Walaupun sok bantu-bantu gitu. Haha. Tugasku sih cuma ngawasin doang, dari situ aku ngelihat orang yang beberapa bulan lalu aku lihat. Jantungku jadi deg degan gini. Aku cuma bisa duduk dan melihat dia doang. Pengen sih ngomong-ngomong gitu sama dia, tapi kaki ini seperti tak bisa digerakkan lagi. Akhirnya cuma bisa mengagumi dia tapi, aku tahu jurusannya kok. Jurusan Elektronika namanya Raymon. Aku pikir, rasa suka ternyata bisa membutakan orang. Rasanya pikiranku sekarang cuma terfokus ke dia. Pokoknya dipikiranku cuma ada dia.
Berhari-hari aku nggak bisa ngelupain dia. Waktu itu sempat ada bc bbm, pas aku lihat tulisannya, eh ada nama dia. Langsung deh aku invite, aku tungguin kok nggak diterima-terima. Pas malamnya baru diterima, waktu itu aku senang banget. Terus aku bingung, “Aduh, mau aku apain ya? Awalinnya gimana?” Akhirnya nggak jadi chat dia. Mungkin orang lain juga ada yang sama kayak aku. Sebenarnya aku itu nggak terlalu terkenal di sekolah, pede amat aku ya. Aku mulai terkenal ya semenjak ikut OSIS. Kata Laila (Temen OSIS) banyak yang suka sama aku. Haha. Bener nggak sih? Mungkin hoax tuh. Mungkin..
Setahun berlalu aku naik ke kelas 11, nilaiku jelek di produktif. Lagian susah sih. Mulai dari kelas ini beberapa temen-temenku buat grup chat. Belum aja buka grup chatnya, notif udah beribu-ribu. Kalo duit mah nggak papa. Ini cuma tulisan. Nggak tahu kenapa mereka ngomongin korea-korea gitu, yang satunya jepang-jepang. Aduh palaku makin pusing. Satu grup cewek semua lagi, grup kelas malah sepi. Ramenya cuma pas ada tugas aja. Malam itu aku, chat Raymon.
“Hai” Tulisku dalam chat.
Dia balesnya lama banget, trus akhirnya ada tulisan “Raymon is typing...” wah, senengnya bukan main. Terus dia bales chatku.
“Iya ada apa?”
Aku bingung mau nulis apa, ya udah aku putusin buat nulis nggak papa.
“Nggak papa.”
“Ya udah.”
Aahh.. ternyata dia langsung nutup chatnya. Singkat banget lagi.
Beberapa bulan kemudian, aku dapet kabar kalau si Raymon udah punya pacar.  Sampai shok waktu denger cerita itu. Aku langsung ambil pulpen, aku tancepin ke leherku. Eh eh.. nggak gitu juga. Memang sih rasanya sakit. Tapi ya mau gimana lagi, jodohkan di tangan Tuhan. Jadi kalau mau ambil jodohmu, kamu harus bisa meraih tangan Tuhan. Gitu mungkin. Bener nggak sih. Aku nggak putus asa waktu itu, aku fokus belajar dan berharap bisa mendapat yang terbaik saja.
Pas bulan Juli, ada penerimaan peserta didik baru atau ppdb. Aku ikut serta buat jadi petugas, maksudnya terpaksa buat jadi petugas. Males juga, ngapai coba liburan malah kayak begituan. Mungkin ada sisi baiknya juga, aku bisa dikenal banyak orang. Banyak sisi buruknya sih, pake di godain sama mereka. Nggak papalah, cobaan pasti ada. Dari situ juga aku suka sama seseorang. Lucu juga, aku malah suka sama adek kelasku sendiri. Kali ini aku nggak kayak waktu itu. Aku biarin ajalah perasaan ini hanyut bersama air di sungai. (Sok puitis. Haha.)
Beberapa bulan berlalu (beberapa bulan terus ya ceritanya), lebih tepatnya bulan September. Aku ngerasa ada yang lagi deketin aku, mungkin perasaanku aja. Hampir setiap hari dia bisa chat aku terus, aku udah lama juga sih punya kontaknya dia. Kalau di sekolah juga nyapa terus, nggak tahu kenapa temenku bilang dia sih suka sama aku. Jantungku sekejap berdetak kencang (sok puitis lagi). Aku langsung kepo (kalau anak jaman sekarang ngomongnya gitu, nggak tahu sih singkatan dari apa).
“Masa sih?” Tanyaku dengan nada penasaran yang tinggi
“Iya beneran.”
“Terus aku harus gimana?”
“Ya itu terserah kamu. Lagian dia juga ganteng nggak kalah sama Raymon.”
“Iya juga sih. Aku pikir-pikir dulu kali ya.”
“Jangan kelamaan, jemuran yang digantung aja diambil orang apalagi perasaan dia. Haha.”
“Apaan sih.”
Aku nggak tahu harus gimana lagi, rasanya kayak susah milih. Waktu itu juga aku nggak terlalu suka sama dia sih. Aku coba aja deketin via chat. Lama-lama kemudian, dia ngajak aku jalan. Aku bingung mau jawab apa, lagian aku juga nggak pernah jalan sama cowok. Aku nanya saran sama temenku, chatnya aku buat barengan gitu. Eh.. mereka malah cie cie in, padahal aku cuma kepengen nanya saran aja. Akhirnya ada salah satu dari temenku bilang, “Udah terima aja..” belum lama dia ngirim temen-temen yang lain ikut-ikutan. Pake dikasih nomer segala lagi (1), (2), dst. Apa-apaan mereka itu. Akhirnya aku terima dengan separuh hati, dia ngajakin jalannya hari minggu. Aku iyain aja.
Hari minggu tiba, dia sampai ke rumahku jam 9. Aku udah siap-siap juga waktu itu, sempet bingung sih pake baju apa. Lagian belum bernah jalan-jalan sama orang juga sih. Akhirnya aku putusin pake dress panjang warna merah. Dandan sebisanya juga, nggak pernah dandan masalahnya. Pas aku keluar rumah, dia itu ngelihatin terus.
“Heh.. jadi nggak? Malah ngelihatin mulu.”
“Eh.. iya iya. Ayuk.”
“Emangnya mau ke mana?”
“Nonton, gimana?”
“Terserah sih.”
“haha, terserah. Ngomong-ngomong kamu cantik.”
“Heh, apaan sih. Udah berangkat.”
Kaget aku pas tahu kalau dia ternyata bawa mobil. Aku tanya ke dia, “Lho? Pake mobil?” dia cuma iyain doang. Aku tanya lagi, “Emangnya udah punya SIM?” dia jawab, “Belum sih..” Awalnya aku nolak, mau gimana. Dia aja nggak punya SIM takutnya ntar ketangkep polisi gimana? Kan aku takut. Dia sih bilangnya nggak papa terus, ya udah aku ngikut aja. Itu pertama kalinya aku jalan sama cowok. Selepas nonton, pas perjalanan pulang dia kayak ngutarain perasaannya gitu. Jantungku jadi deg degan di dalem situ. Takut, bingung, mau jawab apa coba? Terus dia bilang, “Ya udah kamu pikir dulu aja.” Aku jawab “Iya.” Akhirnya sampe deh ke rumah. Aku cuma bilang terima kasih ke dia sama minta maaf karena belum bisa jawab. Lagian waktu itu aku bener bener belum ada rasa sama dia.
Setahun berlalu, aku kelas 12 mau lulusan. Ternyata dia keinget, dia nanyain “Apa jawaban kamu?” lewat bbm. Dengan berat hati aku tolak, aku bilang gini, “Maaf ya, bukannya nolak tapi sebentar lagi kan aku udah jauh sama kamu. Maaf ya.” Dia jawab nggak papa, blablablabla panjang gitu. Semenjak magang bulan kemarin juga aku jarang chattingan sama dia. Sedikit nyesel juga sih nolak, akhirnya aku sendirian lagi. Haha. Tapi nggak papa lah, hidup itu kan pilihan. Jujur semenjak aku udah fokus ke pelajaran, fokus ke sekolah, fokus buat kerja semua perasaan itu rasanya hilang dengan seketika. Memang di SMK itu cerita cintanya tidak terlalu banyak karena kita disibukkan oleh pelajaran produktif, di mana pelajaran itu jadi modal buat kita besok pas kerja.
Mungkin nggak terlalu seru. Mungkin juga ada yang punya cerita lebih seru dari aku.
SMK Bisa. -Rani 2013 Fiksi
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon maaf karena saya masih disibukkan dengan magang selama 6 bulan jadi posting akan sedikit terhambat, artian terhambat itu sedikit lama ya. Bukan berhenti, jangan salah pengartian. Saya akan selalu usahakan semampu saya. Salam Blogger. -AditDC

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul Eps. 2 (Ini Nyata !)

Not Only in The Games (?) - Eps. 1 (Perempuan Misterius)

Hanya Karya