Tekad Semut Eps. 1



Setiap orang memiliki talenta yang berbeda-beda tapi aku tidak tahu aku memiliki talenta apa. Kadang orang lain tidak memperdulikan talenta yang ia miliki tapi mereka malah ingin menjadi seperti orang lain. Apakah mereka tidak tahu rasanya jika kita tidak tahu talenta apa yang kita miliki. Setiap kali aku mencoba sesuatu aku selalu gagal, aku rasa semua itu bukanlah talentaku.
Setahun sudah aku bersekolah sekarang aku sudah mencapai tingkat sebelas, aku selalu di ejek karena jelas sekali aku adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki bakat di kelas ini. Ini juga terjadi saat aku di tingkat sepuluh, sepertinya sekarang semua orang sudah tahu siapa aku sebenarnya. Setiap kali aku meniru orang lain aku juga tetap gagal dalam melakukannya. Mau bagaimana lagi, aku juga terkenal dengan nilaiku yang pas-pasan itu. Aku disebut pemalas di kelas ini, kelas 11-3. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi aku selalu menerima perkataan mereka dan tidak pernah marah terhadap mereka. Lagi pula untuk apa juga aku harus marah kepada mereka.
Setiap kali aku diejek dengan sebutan pemalas aku menjadi semakin malas termasuk pada dunia ini. Tapi aku masih ingin sekolah dan membuktikan kalau aku bisa menjadi lebih hebat dari mereka tanpa meniru oranglain tapi dengan menjadi diri sendiri. Tapi itu semua percuma saja, aku tetap menjadi seperti sekarang ini. Aku berangkat dan pulang sekolah selalu memakai bis. Disitu, aku melihat banyak orang-orang di dalam bis ini yang belajar. Aku tahu pasti orang-orang itu akan menghadapi ujian akhir semester 1 nanti. Aku sama sekali tidak peduli denhan ujian-ujian seperti itu, yang penting adalah aku tidak remidi karena remidi itu sangat membosankan.
Bis berhenti di halte Ada Swalayan. Setiap kali bis berhenti disana aku selalu menengok jam tangan. Terkejutnya aku, ternyata jam tanganku ketinggalan di rumah. Bis akhirnya kembali berjalan. Sekarang aku melihat seorang perempuan dengan tinggi sekitar 165 cm berdiri di sebelah kiriku dan aku melihat dia membawa jam tangan. Aku mencoba untuk bertanya tapi aku merasa tidak enak karena dia ternyata juga sedang belajar. Dengan berani aku langsung bertanya kepadanya.
"Kak !"
"Eh, iya ada apa ?"
"Maaf ganggu"
"Gak papa, ada apa kak ?"
"Saya cuma mau tanya, sekarang jam berapa ya ?"
"Oh, sekarang.. Em.. 06.15"
"Oh, makasih"
"Kenapa kamu tanya jam ?" (dia menutup bukunya)
"Biasanya saya bawa jam tangan sendiri, tadi buru-buru jadinya ketinggalan"
"Oh, kok kamu gak belajar sih ? Liat disini pada belajar semua lho, udah bisa ya ?"
"Yah, gak ada gunanya belajar kalau waktunya tepat pas tes gini, gak baik juga"
"Kok bisa ?"
"Ya, kalau sebelum ujian itu harusnya kita luangkan sedikit waktu kita buat refreshing ama mengingat kembali ajaran dari guru"
Kami terdiam beberapa lama, halte demi halte terlewati. Aku tetap diam karena mau bagaimana lagi. Setelah beberapa lama aku mendengarkan suara, sepertinya ia berbicara lagi denganku.
"Oh, oiya nama kamu siapa ?"
"Saya, Andre kamu siapa ?"
"Aku Lesmana, kelas 11 ya ?"
"Ya"
"Oh sama dong, eh maaf aku udah sampai nih. Sampai jumpa besok"
"Ya"
Ia pergi meninghalkanku sendirian disini. Itu adalah pertama kalinya aku berbicara dengan perempuan asing yang belum aku kenal. Sepertinya ia sangat giat belajar, ia mungkin juga orang yang pintar. Aku mau ia menjadi guruku tidak lebih. Sekarang aku sudah sampai di sekolahku. Seisi sekolah terdengar sangat ramai dan ini selalu terjadi tiap ada ujian. Aku pikir mereka semua sudah belajar, tapi kenapa mereka malah membuat suara berisik disini ?. Aku saja yang tidak belajar biasa saja.
Akhirnya ujian berlangsung, dalam ujian ini mereka masih saja saling bertanya. Tapi aku ingat saat kelas satu aku bertanya kepada mereka malah diejek tukang contek padahal aku baru kali itu bertanya. Mau bagaimana lagi kali ini aku akan mengerjakan sendiri tanpa bantuan siapapun. Aku yakin aku pasti bisa. Akan ku tunjukkan tekadku yang sedang membara ini.
Ujian pertama selesai yaitu mata pelajaran bahasa indonesia. Mereka semua tetap saja berisik. Sampai akhir ujian. Aku berkata kepada mereka.
"Kalian ini kenapa ? Selalu saja berisik. Tekad kalian itu apa ?"
"Memang kenapa ? Ada yang salah dengan kami ? Aku ingin tahu apakah tekad semutmu itu bisa membuat kamu menjadi yang terbaik di kelas ini" Roy
Aku terdiam dan langsung menjauhi mereka. Aku sekarang akan menunjukkan kalau tekadku ini bisa membuat aku menjadi yang terbaik. Aku sekarang setiap malam membaca, membaca, dan membaca. Itu mungkib dapat merubah sedikit dari nasibku sekarang ini. Tapi aku tidak akan seperti mereka, dengan belajar di tempat umum apakah bisa membuatku menjadi orang yang cerdas ? Atau aku akan dianggap menjadi orang yang sok. Aku akan berjuang sekarang. Aku ingat dengan lesmana yang selalu belajar. Mungkin aku akan mencoba bertanya kepadanya besok, bagaimana cara belajar dengan baik. (Bersambung di Tekad Semut Eps. 2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul Eps. 2 (Ini Nyata !)

Not Only in The Games (?) - Eps. 1 (Perempuan Misterius)

Hanya Karya