Tekad Semut Eps. 2


 Entah mengapa kita itu diwajibkan untuk sekolah, padahal ilmu bukan hanya ada di sekolah saja. Aku terus terpikir akan hal itu, tapi sekarang aku akan terus membaca. Setiap kali aku membuka lembaran baru, lembaran lama akan tertutupi lembaran yang baru. Itu sama dengan kehidupan ini setiap kali berganti hari maka hari sebelumnya akan terlupakan. Sepertinya aku sudah cukup membaca buku ku ini. Aku akan istirahat sekarang.
  Kali ini aku bangun pagi sekali, aku ingin tahu bagaimana cara belajar yang benar. Semoga saja aku bisa bertemu Lesmana hari ini. Aku bergegas untuk pergi ke sekolah, aku langsung berpamitan dengan orang tua ku dan pergi dari rumah. Aku berharap bisa bertemu dengannya lagi, setelah aku menunggu beberapa lama akhirnya bis tiba dan aku langsung menaikinya. Sebenarnya aku tidak tahu tepat ia berangkat jam berapa, akan tetapi jika ia belum berangkat, aku akan menunggunya di halte tempat ia menunggu.
  Bis melaju dengan kencang dan sekarang akan berhenti tepat di halte depan ada swalayan. Akan tetapi aku tidak melihat Lesmana hari ini, baiklah aku akan turun dari bis dan menunggu dia di halte ini. Aku langsung turun di halte ini, aku menunggu, menunggu, dan terus menunggu. Aku akan terus menunggu dia. Selang beberapa lama aku melihat dia, akan tetapi dia langsung masuk ke angkutan umum. Aku juga tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Aku tahu dia pasti menghindar dariku, tapi aku tidak tahu kenapa dia menghindari aku.
  Aku biarkan dia menaiki angkutan tersebut dan aku tetap menunggu bis. Setelah aku mendapatkan bis, ternyata bisku lebih cepat dari angkutannya. Kali ini aku berhenti di halte dekat sekolahnya. Aku langsung turun dan menunggunya. Setelah aku menunggu beberapa menit akhirnya aku melihatnya, aku langsung menghampirinya.
  "Hei, ada apa denganmu ?"
  "Aku gak papa"
  "Terus, kenapa tadi kamu langsung masuk angkutan saat kamu melihat aku sekilas disana ?"
  "Memang kenapa ? Ada apa sampai kamu terus mencariku ?"
  "Aku hanya ingin bertanya kepadamu bagaimana cara belajar yang benar ?"
  "Semua cara belajar itu benar, gak ada yang salah"
  "Udah ?"
  "Coba kamu buktikan padaku apakah orang yang tidak pernah belajar sepertimu ini bisa mendapatkan nilai 80 ke atas di mata pelajaran terakhir. Ya, hari ini"
  "Kamu terlalu meremehkanku, aku berjanji untuk mendapatkan nilai itu, jika aku tidak dapat nilai itu maka aku tidak akan mengganggumu"
  "Bagus, sekarang pergilah ke sekolahmu dan urusi urusanmu itu seorang diri"
Kali ini aku benar-benar bingung dari mana dia tahu kalau aku ini adalah orang yang tidak pernah belajar. Entahlah, aku akan membuktikan itu padanya.
  Aku langsung pergi ke sekolah dan melaksanakan ujian terakhir hari ini. Aku mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan mengingat materi yang aku pelajari kemarin malam. Akhirnya aku selesai pada jam 9.00, pelajaran pertama yang diujikan tadi adalah fisika. Pelajaran yang diujikan terakhir adalah agama. Aku sangat menyukai pelajaran ini dan akan aku buktikan kepada mereka semua kalau aku bisa. Selang beberapa menit bel berbunyi dan ujian selesai. Aku melihat ada dua orang yang sepertinya sedang membicarakanku.
  "Kamu tadi liat gak si Andre keluar duluan ?" Fany
  "Ya, paling jawabannya juga di asal" Nita
  "Ha.. Ha.. Ha.." Bersamaan.
Aku hanya terdiam dan mencoba fokus mengingat materi agama.
Belpun berbunyi tanda ujian pelajaran terakhir dimulai. Kami semua masuk ke dalam ruantan ujian dan mengerjakan ujian. Sebenarnya aku juga tidak tahu apakah aku menjawab dengan benatlr atau tidak. Tapi aku sangat yakin kalau yang aku jawab ini benar. Aku mengerjakan dengan fokus dan serius, akhirnya aku selesai dalam waktu 1jam sedangkan yang lainnya entah jam berapa karena aku langsung pulang dari sekolah.
  Hari mulai berganti dan akhirnya pembagian rapor dimulai. Kali ini raporku diambilkan oleh kakakku, aku berharap mendapatkan nilai terbaik dipelajaran fisika dan agama. Setelah kakakku mengambil rapornya dan aku melihat nilai dari mapel tersebut, ternyata aku mendapatkan nilai baik yaitu fisika A dan agama A+. Wali kelasku berkata padaku "Sebenarnya tidak ada orang bodoh, hanya ada orang malas dan rajin. Aju yakin kamu pasti bisa menjadi orang yang cerdas dengan tekadmu itu". Aku hanya bisa berkata "Terima kasih" padanya.
  Setelah aku berjalan aku bertemu teman sekelasku. Salah satu dari mereka berkata "Apakah tekad semutmu itu sudah membuahkan hasil ?". Aku langsung menjawab "Sungguh tekad semut itu sangatlah baik, sekecil-kecilnya semut tapi dia tetap kuat mengangkat beban seberat apapun". Mereka hanya diam dan aku langsung berjalan menjauhinya. Setelah itu aku membiarkan kakakku pulang terlebih dahulu dan aku langsung menuju sekolah Lesmana. Aku terus menunggunya dan akhirnya dia keluar gerbang sekolahnya bersama ayahnya. Entah ini baik atau tidak tapi aku langsung memanggil dan berjalan ke arahnya.
  Dia terkejut melihat nilaiku yang seperti ini. Lalu aku sedikit berkata padanya "Meremehkan seseorang itu tidaklah baik, jangan pernah melihat orang hanya dari satu sisi saja, tapi lihatlah dari segala sisi. Aku bukanlah siapa-siapa. Terima kasih sudah menjawab pertanyaanku kemarin saat ujian terakhir dan aku berjanji tidak akan pernah mengganggu maupun bertemu denganmu".
Aku langsung pergi menjauhinya dan pulang ke rumah. Aku rasa itulah yang terbaik. Aku akan selalu menjadi diriku sendiri sampai kapanpun dan tidak akan meniru oranglain. #AditDC
***
Minggu depan saya akan posting cerpen sesuai permintaan Tio :) Salam Blogger dan Selamat Membaca

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanpa Judul Eps. 2 (Ini Nyata !)

Not Only in The Games (?) - Eps. 1 (Perempuan Misterius)

Hanya Karya