Not Only in The Games (?) - Eps. 2 (Pesan 3 Bahasa)
Not Only in The Games (?) - Eps. 2 (Pesan 3 Bahasa)
...
Bel akhirnya berbunyi, saatnya pulang. Rasanya aku ingin main lagi. Sebelum aku sampai rumah aku mampir ke warnet dan bermain game. Aku bermain seperti biasa. Tiba-tiba telepon genggamku berbunyi, ada seseorang yang meneleponku. Aku langsung mengangkatnya.
Bel akhirnya berbunyi, saatnya pulang. Rasanya aku ingin main lagi. Sebelum aku sampai rumah aku mampir ke warnet dan bermain game. Aku bermain seperti biasa. Tiba-tiba telepon genggamku berbunyi, ada seseorang yang meneleponku. Aku langsung mengangkatnya.
"Halo, ini
siapa?"
"Halo, Makasih
ya"
"Makasih?
Maksudnya?"
"Kamu Dimas kan?"
"Iya, ini siapa?"
"Aku... Nama
char ku 'Ran132'"
"Oh, kamu ya.
Udah gak papa. Udah biasa bantu-bantu"
"O iya
sebenarnya itu char temanku"
"Teman kamu?
Dia ada disana?"
"Nih dia di
sebelahku. Katanya dia mau bicara sesuatu"
"Halo"
Pemilik char Ran132
"Iya?"
"Bisa kita
ketemuan di taman dekat sekolahmu nanti sore?"
"Kamu tahu
sekolahku?"
"Tahu. Kita
ketemu disana. Oke?"
"Eh.. "
Dia mengakhiri
panggilannya. Aku bahkan belum tahu siapa namanya. Aku akan ke sana tapi
sekarang kan sudah sore. Dia bahkan tidak memberikan keterangan waktu yang
tepat. Aku langsung pulang, ganti baju dan lekas berangkat untuk menemuinya.
Sesampainya disana
aku berdiri dan tidak menemukannya. Tentu saja aku tidak bisa menemukannya, aku
saja tidak tahu ciri-cirinya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Saat
aku menoleh ke belakang, aku sempat terkejut. Dia itu ... Bukan orang yang ada
di kantin tadi. Aku langsung bertanya padanya.
"Hai, kamu
siapa?"
"Aku Rani. Aku
cuma mau bilang ..."
"..."
"Ik wil je ...
To stop ... jogar o jogo"
"Bisa di
ulang? Apa maksudmu?"
"Ik wil je, to
stop, jogar o jogo. Itu 3 bahasa negara yang menjajah negara kita. Bisa kamu
translate sendiri. 3 bahasa ini gak bisa aku sambung, coba terjemah
satu-persatu"
"Kenapa gak
pake bahasa indonesia aja?"
"Nih"
Dia memberikan
selarik kertas yang bertuliskan kata-kata yang dia ucapkan tadi. Apa maksudnya?
Mungkin dia mengungkapkan isi hatinya. Mana mungkin aku saja baru kenal dia.
Aku kembali bertanya padanya.
"Kamu
sebenarnya siapa? Kenapa bisa tahu nama asli dan sekolahku?"
"Cari tahu
sendiri siapa aku sebenarnya"
"Hei, mungkin
aku tidak bisa mengingat wajah orang tapi aku mengingat kata-kata itu. Kamu
Anonim itu kan?"
"Bukan, namaku
Rani. Udah mau malam nih. Aku pulang dulu. Dah"
"Hmm.."
Aku sangat bersyukur
karena jaman sekarang sudah sangat canggih. Aku pulang dan langsung
mentranslate kata-kata itu ke bahasa Indonesia namun hanya tertulis "Ik wil
je untuk berhenti jogar o jogo" Ah, aku teringat kata-kata Rani. Aku
mentranslatenya dari Bahasa Belanda dan tertulis "Aku ingin kau untuk berhenti ... jogar o
jogo" Jogar o jogo? Negara apa lagi yang pernah menjajah Indonesia? Spanyol?
Portugis? Atau Jepang? Kalau jepang itu tidak mungkin. Saat aku translate ke
bahasa Spanyol ternyata juga tidak di ketahui artinya. Berarti tinggal bahasa Portugis.
Saat aku translate artinya ternyata "bermain permainan (game)".
Itu memang isi
hatinya. Dia berkata "Aku ingin kamu berhenti untuk bermain game" Tapi
kenapa harus menggunakan 3 bahasa yang berbeda? Aku langsung menelepon kembali
Rani dan ia mengangkat panggilanku.
"Udah tahu
artinya mas?"
"Iya, aku coba
kurangi sedikit-sedikit"
"Sebenarnya
Rani bukan Anonim itu"
"Apa maksudmu?
Ini bukan Rani ya?"
"Bukan, aku
Anonim. Rani itu teman sekelasku"
"Siapa kamu
itu?"
"Cari tahu
sendiri siapa aku sebenarnya"
"Aku mulai
benci kata-kata itu"
"Ha ha ha,
udah ah. Besok sekolah lho"
"Udah
tahu"
"Jangan bolos,
nanti di alpha lagi"
"Iyaaa"
Aku langsung mengakhiri
panggilan. Pikiranku mulai berjalan dan aku merasa pernah melihat anonim itu
tapi entah dimana. Aku mencoba mencari buku kenangan. Aku langsung mencarinya
di rak buku. Aku kesulitan mencarinya, disini banyak sekali buku termasuk buku
yang menurutku tidak berguna. Setelah beberapa lama akhirnya aku menemukan buku
itu. Aku mencoba membaliknya satu persatu dan sambil mengingat.
Anehnya aku
menemukan gambar si anonim disini. Wajahnya sama, rambutnya yang panjang dan
berkilau siapa yang tidak tahu. Matanya yang sedikit menutup maksudku sipit dan
cara bicaranya, aku ingat cara bicaranya. Kenapa aku tidak sadar kalau itu adalah
dia. Ya, dia Sofi.
Keesokan harinya
aku berangkat pagi sekali dan aku merasa berangkat terlalu pagi karena memang
begitu. Aku menaruh tasku di kursi biasa aku duduk dan berjalan ke ruang kelas Hery
karena aku tahu dia pasti berangkat pagi. Sesampainya di depan kelasnya, aku
langsung masuk dan memanggilnya.
"Her, bisa
bicara sebentar?"
"Ada apa
mas?"
"Di kelas kamu
ada yang namanya Rani?"
"Iya,
kenapa?"
"Berarti ada
yang namanya Sofi juga kan?"
"Sofi? Siapa
tuh?"
"Aku lupa nama
panjangnya. Dia pintar, suaranya bagus kayaknya, rambutnya panjang di kuncir ke
belakang, matanya sipit walaupun gak terlalu sipit sih"
"Oh, Shania?"
"Yah, Shania
Sofi Delina"
"Ada apa? Kamu
suka ya? Ternyata bisa suka orang juga nih"
"Apa apaan
kamu itu?"
Tiba-tiba ada
seseorang yang menepuk pundakku dan saat aku menoleh ke belakang ternyata itu
adalah dia.
"Hai mas,
ngapain ke sini? Cari tahu ya?"
"Kamu Sofi
kan?"
"Bukan. Aku
Delina kamu salah orang kali"
"Itu kan juga
bagian dari nama kamu"
"Ha ha, bagian
ya? Kenapa gak kenali aku pas di kantin sabtu kemarin?"
"Memangnya
kamu gak tahu sifatku. Bukannya kita pernah satu sekolah juga 3 tahun
lalu?"
"Iya, aku baru
ingat. Maksudku aku udah tahu. Sebenarnya kata-kata yang dikasih Rani kemarin
itu dari aku. Kamu kan gak suka sejarah, ya aku kasih aja biar susah. Kalau Rani
ngomong langsung aku kasihan, nanti malah kamu marahi"
"Terus kenapa
kamu gak ngomong langsung?"
"Aku gak bisa,
tapi semoga kamu bisa berubah ya"
"Iya. Makasih.
Aku memang lupa wajahmu. Tapi pas aku ingat, aku juga ingat kalau aku pernah suka ama
kamu dulu"
"Ih, masa sih"
Sambil tersenyum
"Gak bercanda.
Kamu siapa ya? Ha ha ha"
"Apaan
sih"
"Udah udah
sebentar lagi masuk nih" Hery
"Aku ke kelas
dulu ya" Aku
"Ya" Hery
"Jangan lupa
ama aku lagi ya. Ha ha ha" Sofi
Sebenarnya aku
memang suka padanya. Mungkin aku akan mengungkapkannya tapi bukan sekarang,
kapan-kapan saja. Siapa dia ya? Shania Sofi Delina. Dia tidak berubah sama
sekali. Masih baik, suka mengingatkan dan suka membuat permainan yang aneh.
Mungkin yang menaruh kertas di atas keyboard juga dia, atau.
- Tamat -
Lanjut
gak? Gak ah. Nanti ketahuan siapa yang nulis dan taruh itu di atas keyboardnya.
Terima
Kasih telah berkunjung di #AditDC
Not Only in The Games (?) - Eps. 2 (Pesan 3 Bahasa)http://aditya2004.blogspot.com/2015/08/NotOninG2.html?m=1
BalasHapus